Aku sempat pusing karena setiap hari harus bisa mengatur keuangan untuk uang jajan kedua anakku. Dan aku harus bisa mengatur menu makanan yang cukup supaya tidak kekurangan gizi. Walaupun demikian, aku harus tetap bersabar dan menjalani hidup ini dengan tegar.
Semua kulakukan demi keluarga agar mereka tetap hidup sehat.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun terus berganti tahun yang akhirnya anakku yang no.1 sekolahnya tuntas dengan lumayan mulus ku jalani. Lulus ujian aku lebih gelisah lagi. Hatiku sakit, perih bagaikan tersayat sembilu, karena kali ini aku dan suami ku tidak bisa menyekolahkan anakku ke jenjang yang lebih tinggi.
Setiap saat aku memohon dan meminta pertolongan dari yang maha kuasa. Supaya aku, suami dan anakku di beri petunjuk dan jalan keluar untuk bisa berbuat sesuatu yang bisa menyenangkan dan menenangkan pikiran masing-masing.
Aku merasa bangga punya anak yang keduanya tidak meresahkan orang lain dan tidak pernah berbuat onar di luar rumah. Aku juga bersyukur suamiku setia dan bertanggung jawab penuh terhadap keluarga. Dan yang kulihat, tambah hari kesabarannya bertambah tinggi. Aku merasa hidup ini bertambah lengkap jika aku bisa membahagiakan kedua anakku, apalagi kalau keinginan mereka bisa terpenuhi yang tentunya dari segi positif.
Mamah sangat berharap untuk kamu Yudha sebagai anakku yang paling besar. Hidup ini tidak mudah, setiap saat pasti ada kerikil-kerikil kecil yang datang menghampirimu. Tapi janganlah kamu berkecil hati, hadapi semua tantangan dan rintangan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Mamah yakin suatu saat nanti Cita-citamu akan terwujud nyata, walaupun hari ini dirasakan hidup sangat pelik, susah, keras tapi waktulah yang akan menghantam semuanya. Mamah juga sama sejak bayi di tinggal ayah yang ada kesengsaraan dan penderitaan, tapi walaupun demikian tetap ku jalani dan sampai kini mamah berusaha tetap hidup. Untuk kalian karena mamah ingin melihat masa depan kalian yang mudah-mudahan bisa merubah kehidupan yang serba sulit ini menjadi kehidupan yang lebih baik. Semua itu tergantung dari sikap, pribadi, tanggung jawab, bisa mandiri, jujur, yang harus kamu pertahankan dan harus dijaga dan pupk olehmu.
Mungkin di usia mamah yang sekarang tak akan lama lagi bertahan hidup. Karena usia mamah semakin tua. Harapan mamah junjunglah setinggi mungkin harkat, martabat dan nama baik keluarga, walaupun keluarga kita tidak punya kelas, tapi kita punya nama keluarga yang jujur dimata masyarakat. Hiduplah dengan rukun bersama adikmu. Siapa tahu adikmu berubah lebih baik dari sekarang.
Aku yakin kalian adalah anak-anak yang baik dan penurut. Jadilah kamu yang no. Di mata mamah dan bapakmu yang tentunya akan ditiru oleh adikmu tentang segala perilakumu.
Dan mungkin tugas Mamah akan selesai jika melihat kehidupan kalian penuh dengan kedamaian, kebahagiaan dan bersatu tentang segala hal. Mamah yakin semua itu akam berhasil. Amin.....
“HIDUP TAK SEMUDAH YANG KUBAYANGKAN....”
maaf kan aku mamah..
BalasHapus