Karya : Anak Agung Lanang Oka
Arrrghhhhhh argggghggkkkkk ada sesosok mahkluk hitam misterius mnggreyangi tubuhku.... Aku berusaha untuk bangkit dan bangkit...aku menendang kakinya dan aku terus menendang..tapi aku tidak bisa... Aku lemah... Dan "ploop... ", suara sakelar lampu dipencet, kamarku mnjadi terang dan perlahan aku membuka mataku... Huff hanya mimpi... Tante Aurista tersenyum di ambang pintu kamarku, dan berucap "Selamat Pagi Sayang".. Aku hanya terdiam dan membalas dengan senyuman... Bayu!!, tante sudah siapkan sarapan untukmu, nanti dihabiskan yah... Tante mau bayar listrik dan air dulu... Ok!!,. Tante bergegas meninggalkanku dan stelah 15 menit berlalu ku dengar suara knalpot vespa yg menandakan tante sudah berangkat pergi... Ku bangunkan tubuhq dari tmpat tidur, lalu aku menuju jendela... Aku melihat sepasang suami-istri berkulit kuning langsat serta tiga anaknya berada di halaman depan rumah mereka... Mereka bahu membahu memasukkan bungkusan bakpao ke kotak yang ada di tiga buah sepeda, setelah semua bakpao di masukkan... Si Ayah mencium kening sang Ibu dan dilanjutkan mencium kening ketiga anaknya... Setelah itu si ayah berangkat pergi mengayuh sepeda berjualan dan diikuti oleh kedua anaknya yang masing-masing mengendarai satu buah sepeda... Dalam benakku, mereka gigih bekerja dan bekerja bersama keluarga... Aku terharu melihat mereka... Aku pun bergegas untuk keluar rumah sebelum si Ibu tadi menutup pintu rumahnya... Ahhh....ahhh.aaahhh... Aku trsengal sambil berlari...ahhhh...ahhhh....ahhhhh.... Akhirnya..... Aku mengetok pintu... Tok...tok...tok.... Tok...tok...tok... Tunggu sebentar sahut si anak laki-laki.... ,Kriakkkkkkk..ngereeotttttt, suara pintu tua yg terbuka,... Keluarlah sesosok anak keturunan cina dengan kulit kuning langsat, mata sipit, dan seumuran denganku... "ada apa"?, sahutnya... Aku mnjawab,. Hai... Perkenalkan, namaku Bayu Satria Pratama, kamu bisa panggil aku Bayu!!!... Siapa namamu?, aku boleh berteman denganmu?.... Si anak itu melihatku dengan tatapan yang penuh curiga!!! Lalu dia tersenyum dan berkata : "boleh", namaku Agus Putra Wicaksana, kmu boleh panggil aku Agus... Lalu agus pun berkata = "kenapa kamu terburu-buru menuju rumahku dan ingin berkenalan denganku?"... Aku kagum melihat kalian bekerja sama dalam memasukkan bakpao ke kotak di masing-masing sepeda kalian... Aku senang melihat seluruh anggota keluarga kalian kompak.. Sahutku... Agus pun membalas = terima kasih, kami memang keluarga yang kompak, kami setiap hari bangun jam 3 pagi untuk membuat Bakpao, kecuali hari mnjelang IMLEk kami mesti bangun jam 1 untuk membuat bakpao, maklum saat itu pesanan mmg sedang banyak-banyaknya... Kamu anak siapa? Mengapa aku pertama kali melihatmu? .... Aku pun menjawab = aku adalah ponakan tante rista, yang tinggal di depan rumahmu... Ohhh tante rista, ahhh aku kira dia tidak punya siapa-siapa lagi setelah suaminya meninggal dunia 3 tahun yang lalu, ujar Agus,. Aku tersenyum malu, karena aku memang tidak pernah sekalipun bermain ke rumah tante rista dari aku lahir hingga kedua orang tuaku meninggalkan ku pergi tanpa sebab... Oh iya, aku bole membeli satu buah bakpaomu?? .... Agus lalu menjawab = janganlah beli, ini aku kasi kamu saja, si agus bergegas menuju lemari tempat menyimpan bakpaona yang tepat berada di sebelahku,... Kmu mau rasa apa? Ujarnya!! ... Aku tidak tau bakpaomu terdapat rasa apa aja!! Ucapku... Agus pun menjawab = ada rasa cokelat, kacang hijau, dan sayur-sayuran,. Kmu mau yang mana? Aku mau yang Kacang Hijau!!! Jawabku... Hmm yummy.. Bakpao itu telah habis aku makan.. Rasanya memang enak.. Terima Kasih Agus!! Ucapku.. Iya sama-sama, tante rista juga sering memberiku bumbu pecel ketika beliau datang dari kampungna di Madiun... Hehehe,. Jawab agus... Lalu aku melihat sekeliling rumahnya dan tertarik dengan tulisan "Bakpao MOTA-MOTA"... Hai Agus, apa itu "MOTA-MOTA"?.... Agus lalu menjawab = kata itu adalah marga dari keluarga kami... Kami memberi nama pada usaha bakpao kami... Keluarga kami memiliki nama etnis yang dimulai dengan huruf 'MO' , nama Mota-Mota merupakan nama kakek buyut aku... Lalu nama etnismu siapa? Ujarku... Agus tersenyum dan menjawab = nama etnisku "Momota" karena aku anak terkecil di keluargaku dan lahir di bulan Juni menurut kepercayaan keluarga kami,.... sedangkan keluarga lainnya ,? Sahutku... Agus pun menjawab = ayahku, bapak herry siswanto bernama Momoshi, Ibuku Annastasia Octavia Bernama Momoli, kakak tertuaku, Muhammad Siswanto bernama Momoka, dan Kakak Perempuanku Tiara Figur bernama Momoti.... Aku sedang sakit sehingga aku diam dirumah, pekerjaanku dikerjakan oleh cece momoti... Begitu sahutnya... Lalu sesosok wanita paruh baya keluar dari pintu ruang tamu dan berucap = Momota, sini kamu... Coba Ibu pegang dahimu... Lalu agus bergegas menuju Ibunya,. Dan Si Ibu memegang dahi agus lalu mencium kedua pipinya dan mencubit kedua pipina dengan gemas... Momota kmu masih panas, ayo kedalam dulu dan kamu mesti tidur di kamar... Baik Ibu, sahut Agus... Agus lalu masuk bersama Ibunya dan melambaikan tangan kepadaku, yang menandakan sampai jumpa lagi... Aku hanya terpaku memandang kejadian itu... Aku terharu melihat agus dan ibunya... Lalu aku bergegas pulang ke rumah dan bersiap untuk mandi dan menghabiskan sarapanku... Dalam perjalanan pulang aku masih terbayang agus yang dicium dan dicubit pipina dengan gemas oleh Ibunya., aku pun tak sengaja menetaskan air mataku.., namun aku mesti kuat dan memecahkan teka-teki ini ... Tentang sesuatu benda sepeninggal orang tuaku yang blum boleh aku buka... Aku pun selesai mandi dan segera menuju meja makan,. Sebelum membuka penutup makanan aku berdoa trlebih dahulu... Ketika membukanya, aku melihat semangkuk sayur bayam dan sepiring telor dadar,.. Aku mengambil nasi putih, dua sendok sayur bayam dan sebuah telor dadar,.. Aku berusaha menghabiskan makananku, walau bagiku menu ini tidak terlalu enak.. Tapi peristiwa yang aku lihat di keluarga Agus, membuatku bersemangat untuk menghabiskannya... Aku bisa makan masakan keluargaku merupakan hal yang terindah yang aku rasakan, walaupun itu masakan yang tidak mewah... Setelah selesai makan, aku mencuci piring di dapur,. Setelah itu aku membuatkan secangkir teh untuk tanteku... Kasihan tante, sudah capek-capek memasak dan membersihkan rumah, ujarku... aku pun bergegas menuju jendela kamarku yang terletak di lantai dua untuk melihat keluarga Agus... Aku melihat Ibu Agus sedang menjemur pakaian seluruh keluarganya,. Sedangkan si Agus membantu Ibu nya dengan memberi jepitan pada masing-masing jemuran... Dalam hatiku, aku bisa merasakan perasan Agus, walaupun dia sedang sakit namun dengan perasaan nyaman dan cinta di Keluarganya, dia seolah-olah tidak peduli dengan sakit yang dia derita... Agus sangat bersemangat membantu Ibunya,.. Dan si Ibu mengelus-ngelus rambut Agus... Mereka berdua sangat dekat dan lucu... Bersambung ...
Selasa, 27 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar