By: Litta
Suatu malam tepatnya beberapa hari sebelum pemberangkatan Kegiatan Outbound yang diselenggarakan oleh pihak kampus, saya tinggal di rumah bersama tante saya yang sering saya panggil mamah sejak masih kanak-kanak. Kami hanya berdua saja, biasanya orang rumah berjumlah 5 orang, namun 3 orang sedang berkunjung ke rumah saudara, mereka adalah kakak bersama istri dan bayi mungilnya uang menggemaskan. Maka rumah pun sepi dari hingar binger celotehan bayi, kecuali suara bising kendaraan mobil dari jalan raya.
Karena bosan dan lapar, mama menyuruhku membeli beberapa makanan ringan, salah satu diantaranya daftar jajanan adalah kesukaan mama. Dan dengan senang hati sayapun pergi membeli jajanan tersebut dengan mengendarai motor karena took yang saya tuju lumayan jauh dari rumah.
Ketika sampai tujuan, sangat disayangkan totko tersbut tutup lebih awal, padahal waktu baru menunjukan pukul 08.00 p.m. Tanpa fikir panjang saya pergi dari tempat itu menuju toko-toko lain. Namun di tengah perjalanan terbesit niat jahat, atau entahlah apa itu namanya, yang jelas saya bermaksud untuk menguji mental dan keberanian saya mengendarai motor malam-malam melalui jalan raya jembatan ke Rajapolah, kan jarang-ajarang ada kesempatan emas seperti ini..hehe. Yaaaa… namanya juga anak muda, ingin tahu ssegala hal buka hanya dengan menlihat, mendengar tapi juga ingin merasakan. Betul ? “hehehehe…” tawa saya lebar.
Segera ku tancap gas, perlahan tapi pasti. Hingga sampailah saya di jembatan. Perasan campur aduk, antara senang, sedikit bangga dan khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu ? Bagaimana jika mama tau ? , bagaimana jika, dan bagaimana jika yang lainnya terus berkutat di otak tengah. “dan bodohnya saya, mengendarai di jalan raya nan ramai danga kepala menunduk bak mengheningkan cipta sambil berfikir. . !”
Saat menengadahkan kepala, saya tersadar motor yang saya kendarai telah berada di batas antara jalan aspal dan pasir kerikil sehingga saat saya bermaksud emebelokkan stang motor kembali eperti semula semua sudah terlambat. Sayapun terjatuh dari motor terseret ke tepi jembatan . Beruntunglah saat itu jalan sedang sepi, beruntunglah saya sendiri, dan saya tidak terluka. Mungkin tepatnya saya belum tahu pakah saya terluka atau tidak. Hanya saja jantung berdebar keras, terkejut sendiri dan mulai terasa perih di beberapa bagian tubuh. Saya segera bangkit dang memposisikan motor ke tempat yang aman. Langsung saja saya memeriksa motor, beruntungnya tak ada bekas gores apapun. Karena jika ada, habislah sya dimarahi mama, bukan hanya karena motor tapi beliau mungki akan sangat menghawatirkan saya lalu menggemparkan orang rumah atas kejadian tersebut. Dan saya tidak mau itu terjadi, maka saya merahasiakan hal ini kepada orang rumah. Biarlah merekatahu sendiri, dan saya tidak perlu banyak menjelaskan. Hehe
Saya pulang. Setelah memberikan belanjjan kepada mama, saya mengobati luka di lutut dan beberapa lecet di tangan tentu saja tanpa sepengetahuan mama. Saya termenung di kamar sendiri, mengingat-ingat kembali bagaimana kejadian itu bias terjadi.
Yang saya sadari adalah, bahwa Allah telah mengingatkan saya dalam berbagai hal, tentang belajar untuk berhati-hati, berkonsentrasi, tidak mengabaikan hal yang terlihat kecil namun sebenarnya berdampak besar, tentang nikmat yang Dia berikan, tentang sebab apa kita harus bersyukur kepada-Nya. Tentang hidup dan tentang kematian yang kita tidak tahu kapan dia akana menjemput, dan meminta saya untuk hadir di samping-Nya. Dia telah menyelamatkan saya dalam kecelakaan itu. Bila saja Allah menghendaki saya terseret sedikit lebih jauh dari tempat semula, saya mungkin akan terjatuh dari jembatan, dan entah bagaimana nasib saya kemudian, entah di mana saya berada kelak. Dan Saya sangat bersyukur atas kesempatan yang Dia berikan untuk hidup, dan merdeka, tanpa kekurangan suatu apapun.
Dari kejadian itu pastia ada di antara kalian yang mengalami hal yang sama atau bahkan lebih dari yang saya alami. Tapi, apakah yang kalian renungi setelahnya? Mungkin ada juga di antara kalian yang berfikir sama dengan saya. Tapi, apabila sda diantara kalian yang berhenti untuk belajar dan mencoba, sebaiknya tidak ! Karena Allah sangat membenci orang yang mudah patah semangat. Apalagi untuk hah-hal yang dapat mebantu kita lebih baik lagi.
So ambilah hikmahnya dan belajar dari pengalaman. Nd don’t forget to keep trying buddy .. :)
Notes: Terimakasih untuk Litta yang telah menyumbangkan artikelnya untuk blog saya :)